Anda tentunya pernah mendengar kayu secang (Caesalpinia sappan). Secang merupakan tanaman perdu dengan batang kayu berwarna merah. Warna merah ini mengindikasikan secang kaya akan senyawa kimia bermanfaat, seperti antioksidan. Oleh karenanya, secang seringkali digunakan sebagai bahan baku untuk obat-obatan tradisional.
Secang merupakan tanaman yang berasal dari Brazil, oleh karena itu seringkali secang disebut dengan nama ‘kayu brazil’ (Brazil Wood). Walaupun begitu, sebenarnya secang tumbuh subur di berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia.
Masyarakat Indonesia menyebut secang dalam berbagai sebutan. Masyarakat Aceh mengenal secang dengan nama ‘seupeng’ atau ‘sepang’. Di Jawa dan Sunda, secang tetap disebut dengan nama ‘secang’ dan kadang kala disebut dengan ‘soga jawa’. Masyarakat daerah timur Indonesia juga mengenal secang dengan berbagai sebutan seperti ‘sefen’ (Bugis), ‘sunyiha’ (Ternate), dan ‘sawala’ (Halmahera Utara).
Secang dapat tumbuh di wilayah tropis dengan ketinggian 500-1000 meter di atas permukaan laut. Termasuk dalam golongan tumbuhan semak, secang bisa mencapai tinggi 5-10 meter. Klasifikasi ilmiah secang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Species : Caesalpinia sappan L.
Batang kayu secang seringkali digunakan sebagai pewarna. Warna alami dalam kayu secang berwarna kuning hingga merah keunguan tergantung kadar keasaman yang dimiliki oleh kayu secang. Semakin asam, maka warna kayu secang akan berwarna kekuningan. Sebaliknya, warna merah keunguan akan muncul apabila kayu secang cenderung basa atau memiliki pH tinggi (Sari dan Suhartati and Sari, 2016).
Salah satu olahan secang yang paling terkenal adalah dalam bentuk bandrek. Bandrek merupakan ramuan minuman herbal asli Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Minuman tradisional ini menggunakan rempah-rempah lokal yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar (Sihotang and Pardede, 2019).
Bandrek secang kini dapat diinovasikan dengan penambahan berbagai bahan lain seperti daging kelapa yang tak hanya menambah rasa lezat bandrek, namun juga memiliki segudang manfaat terutama untuk jantung dan otak. Bandrek secang dapat dibuat dengan resep sebagai berikut:
Bahan:
1 genggam kayu secang
150 gr daging kelapa
10 cm kayu manis
3 ruas jahe merah, bakar dan geprek
8 biji cengkeh
2 lembar daun pandan
2 batang serai, geprek
Secukupnya gula batu
500 mL air bersih
Cara Membuat:
(Cittaraga, 2021).
Bandrek secang-kelapa ini akan membentuk susunan warna merah putih yang cantik dan tentunya lezat. Karenanya, untuk menambah semangat kemerdekaan tanpa meninggalkan warisan budaya nusantara, Anda dapat membuat bandrek secang-kelapa sebagai minuman tradisional untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.
Informasi tentang secang dapat Anda peroleh melalui website Widya Herbal Indonesia dan media sosial Widya Herbal Indonesia yang rutin memberikan informasi tentang herbal. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Kesehatan bersama Dokter dan Apoteker dan Artikel Kesehatan secara GRATIS!
Semoga sehat selalu, panjang umur, serta mulia bersama Widya Herbal Indonesia.
Sumber:
Cittaraga, D. (2021) Bandrek Secang Merah Putih Semangat 45!, Cookpad. Available at: https://cookpad.com/id/resep/15385203-bandrek-secang-merah-putih-semangat-451 (Accessed: 21 July 2022).
Sari dan Suhartati, R. and Sari, R. (2016) ‘Secang (Caesalpinia sappan L.)?: Tumbuhan Herbal Kaya Antioksidan’, Info Teknis EBONI, 13(1), pp. 57–68.
Sihotang, A. Y. and Pardede, J. (2019) ‘Tinjauan Etnologi Terhadap Manfaat Ramuan Bandrek Sebagai Aset Budaya Nusantara di Kalangan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Review of Ethnology for the Benefits of Bandrek Herbs As an Archipelago Cultural Asset in the Community North Sumatra Province’, Ilmiah Mahasiwa IMBASADI, (April), pp. 1–15.