Kulit manggis terkenal kaya antioksidan. Namun, tahukah Anda bagaimana cara deteksi antioksidan dalam kulit manggis? Simak selengkapnya sebagai berikut!
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Memiliki daging buah berwarna putih segar dan berair, serta rasa asam manis yang menyegarkan, buah ini seringkali dikonsumsi masyarakat secara langsung sebagai makanan penutup.
Karena rasanya yang disukai sebagian besar masyarakat Indonesia, pada 2016, limbah kulit manggis di Indonesia mencapai 114.000-130.000 ton/tahun! Hal ini terjadi karena kulit manggis merupakan bagian terbesar penyusun buah manggis. Padahal, ternyata kulit manggis juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, lho!
Meski begitu, kini pemanfaatan kulit manggis untuk kesehatan semakin beragam. Kandungan antioksidan yang tinggi membuat kulit manggis dijuluki sebagai Queen of Fruit karena kemampuannya yang dapat menangkal berbagai macam penyakit. aktivitas antioksidan ini melalui penetralan radikal bebas dalam tubuh.
Dengan dinetralkannya radikal bebas dalam tubuh, maka risiko penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit liver, dan bahkan kanker yang disebabkan karena stres oksidatif akibat radikal bebas akan berkurang (Flieger et al., 2021).
Kulit manggis mengandung banyak air dan komponen organik seperti polifenol. Antioksidan dalam kulit manggis berasal dari senyawa fenolik bernama xanthon, flavonoid, antosianin, dan tanin. Dari keempat senyawa tersebut, senyawa yang paling banyak ditemukan di dalam kulit manggis adalah xanthon.
Antioksidan alami dalam kulit manggis ini banyak digunakan untuk pengawet makanan dan obat-obatan oral. Hal ini karena antioksidan dalam kulit manggis lebih aman dan memiliki kemampuan menetralkan radikal bebas lebih baik dibandingkan dengan antioksidan sintesis seperti BHA (butylated hydroxy anisole) (Megawati et al., 2020).
Deteksi antioksidan dalam kulit manggis dapat dilakukan dalam berbagai cara, namun cara yang paling sering digunakan adalah melalui uji DPPH (diphenylpicrylhydrazyl). Cara ini seringkali digunakan karena mudah dilakukan, proses yang cepat, dan sedikit biaya yang dibutuhkan (de Torre et al., 2019).
Uji DPPH dilakukan berdasarkan reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dari senyawa DPPH dan antioksidan yang diuji. DPPH sebenarnya merupakan senyawa radikal bebas yang dapat direduksi dengan cara transfer atom hidrogen dari senyawa antioksidan.
Awalnya senyawa DPPH memiliki warna ungu atau violet. Setelah dilakukan penambahan antioksidan, maka senyawa DPPH akan bereaksi dengan antioksidan dan akhirnya berubah warna menjadi kuning.
Perubahan warna ini disebabkan karena DPPH yang sebelumnya merupakan radikal bebas dinetralkan oleh adanya antioksidan. Artinya, ketika terjadi perubahan warna saat melakukan uji DPPH, itu artinya terdapat senyawa antioksidan dalam kulit manggis (Sirivibulkovit et al., 2018).
Apabila Anda ingin mengetahui tentang aktivitas antioksidan dari kulit manggis dan herbal lainnya, Anda dapat membaca artikel kesehatan di website Widya Herbal. Anda juga dapat berkonsultasi secara intens melalui WhatsApp Grup eksklusif bersama dokter dan apoteker kami kapanpun dimanapun.
Glosarium:
Rekasi reduksi-oksidasi (redoks): adalah reaksi kimia dimana terjadi pengikatan atau pelepasan atom hidrogen antara 2 zat atau senyawa kimia
Sumber:
de Torre, M. P., Cavero, R. Y., Calvo, M. I., & Vizmanos, J. L. W. (2019). A simple and a reliable method to quantify antioxidant activity in vivo. Antioxidants, 8(5), 1–11. https://doi.org/10.3390/antiox8050142
Flieger, J., Flieger, W., & Baj, J. (2021). Antioxidants: Classification, Natural Sources, Activity/Capacity Measurements, and Usefulness for the Synthesis of Nanoparticles. Materials, 14(4135). https://doi.org/https://doi.org/10.3390/ ma14154135
Megawati, Ginting, R. R., Kusumaningtyas, R. D., & Sediawan, W. B. (2020). Mangosteen Peel Antioxidant Extraction and Its Use to Improve the Stability of Biodiesel B20 Oxidation: Vol. II. https://doi.org/10.1007/978-3-030-39208-6_2
Sirivibulkovit, K., Nouanthavong, S., & Sameenoi, Y. (2018). Paper-based DPPH assay for antioxidant activity analysis. Analytical Sciences, 34(7), 795–800. https://doi.org/10.2116/analsci.18P014