Begini Cara Ekstraksi Senyawa Flavonoid dalam Bunga Krisan

Fauziah Nurhasanah, 07 October, 2022

Tanaman telah lama menjadi bagian dari sistem pengobatan tradisional. Berbagai kandungan fitokimia (senyawa dalam tumbuhan) yang terkandung dalam tanaman memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh.

Fitokimia dalam tanaman seperti senyawa golongan flavonoid, alkaloid, glikosida, saponin, resin, oleoresin, terpen, dan minyak atsiri dapat dianalisis dengan cara dilakukan ekstraksi. Ekstraksi merupakan metode pemisahan senyawa dalam suatu campuran. Dengan menggunakan ekstraksi, maka dapat diperoleh senyawa spesifik tertentu yang memiliki efek farmakologi bagi tubuh.

Seluruh bagian tanaman dapat diekstraksi termasuk batang, daun, bunga, akar, buah, hingga biji. Ekstraksi sendiri dapat dilakukan dengan metode maserasi, infusa, perkolasi, digesti, sokletasi, ultrasonik, dan fermentasi. Pilihan pelarut dalam ekstraksi sendiri tergantung dari senyawa fitokimia yang akan diekstraksi seperti air, etanol, atau metanol (Hait, 2019).

Metode Ekstraksi Flavonoid Bunga Krisan

Bunga krisan (Chrysanthemum morifolium) adalah salah satu jenis bunga yang dapat dikonsumsi dan memberikan efek farmakologi bagi tubuh. Hal ini karena bunga krisan mengandung berbagai macam senyawa, salah satunya adalah flavonoid.

Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa yang memiliki berbagai macam aktivitas farmakologis seperti sebagai antiinflamasi dan antioksidan sehingga senyawa ini dapat dikbangkan sebagai senyawa utama untuk pengobatan. Berdasarkan studi, bunga krisan kaya akan kandungan flavonoid dimana terdapat 16 jenis flavonoid yang ditemukan di dalam bunga krisan (Hu et al., 2017).

Salah satu metode ekstraksi yang digunakan untuk ekstraksi flavonoid dalam bunga krisan adalah metode ekstraksi ultrasonik. Ekstraksi ultrasonik merupakan metode ekstraksi yang dapat meningkatkan hasil ekstraksi tanpa menggunakan suhu tinggi, sehingga terhindar dari kerusakan senyawa akibat suhu tinggi. Bila dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya, ekstraksi menggunakan ultrasonik juga lebih mudah dan cepat untuk dilakukan.

Prosedur ekstraksi ultrasonik adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan sebanyak 2 gram bunga krisan yang telah dipotong kecil
  2. Masukkan bunga krisan ke dalam labu alas bulat 100 mL berisi pelarut etanol
  3. Lakukan ekstraksi ultrasonik menggunakan alat sonikator dengan frekuensi 80 kHz
  4. Saring larutan yang telah diekstraksi menggunakan saringan dengan besar pori 0,150 mm untuk mendapatkan filtrat
  5. Sentrifugasi filtrat pada suhu 4oC selama 30 menit untuk memurnikan filtrat
  6. Diuapkan pelarut etanol menggunakan alat rotary evaporation
  7. Hasil sentrifugasi (supernatan) yang telah diuapkan kemudian diambil dan dikondensasikan sehingga didapatkan ekstrak kental berisi flavonoid

(Liu et al., 2018).

Kandungan flavonoid yang dihasilkan dari ekstraksi dapat diuji aktivitas dan kadarnya sehingga didapatkan kadar flavonoid di setiap ekstrak bunga krisan. Ekstrak bunga krisan ini dapat diperoleh di produk unggulan Widya Herbal Indonesia, Geniring Tistis. Produk Geniring Tistis mengandung ekstrak bunga krisan, kristal selenit, ekstrak kulit manggis, dan ekstrak alang-alang yang bermanfaat untuk meredakan radang dan nyeri tenggorokan serta memberikan sensasi dingin dan menenangkan pada tubuh setelah mengonsumsinya.

Produk Geniring Tistis dapat Anda peroleh dengan mudah. Cukup hubungi Customer Service Widya Herbal Indonesia. Anda juga dapat memeroleh informasi terkait Geniring Tistis di Website Widya Herbal Indonesia. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Herbal dan Artikel Kesehatan secara GRATIS!

 Glosarium:

          Sonikator      : alat penghasil gelombang ultrasonik dalam air

          Filtrat            : hasil penyaringan

          Sentrifugasi   : proses pemisahan partikel berdasakan bobot partikel

          Kondensasi   : proses merubah wujud benda menjadi lebih padat

Penulis: apt. Fauziah Nurhasanah, S.Farm
Ditinjau oleh: apt. Risa Umari Yuli Aliviyanti, M. Pharm., Sci.
Editor: Aries Ikawati Arifah

Sumber gambar: Image by wirestock on Freepik

Sumber:

Hait, M. (2019). Research Trends in Medicinal Plant Sciences. In M. Hussain (Ed.), Research Trends in Medicinal Plant Sciences (Issue Volume 5, pp. 17–33). AkiNik Publications. https://doi.org/10.22271/ed.book.415

Hu, J., Ma, W., Li, N., & Wang, K. J. (2017). Antioxidant and anti-inflammatory flavonoids from the flowers of chuju, a medical cultivar of chrysanthemum morifolim ramat. Journal of the Mexican Chemical Society, 61(4), 282–289. https://doi.org/10.29356/jmcs.v61i4.458

Liu, Y. H., Mou, X., Zhou, D. Y., Zhou, D. Y., & Shou, C. M. (2018). Extraction of flavonoids from Chrysanthemum morifolium and antitumor activity in vitro. Experimental and Therapeutic Medicine, 15(2), 1203–1210. https://doi.org/10.3892/etm.2017.5574

Artikel Lainnya

Simak! Ikan Gabus Ternyata Dapat La...

Fauziah

29 July 2022

Senyawa Aktif Buah Cermai, Mampu At...

Fauziah

30 June 2022

Telusuri Manfaat Minyak Cengkeh unt...

Fauziah

06 June 2022