Rokok VS Vape: Benarkah Vape Lebih Aman dibandingkan Rokok Konvensional?

header

Rokok VS Vape: Benarkah Vape Lebih Aman dibandingkan Rokok Konvensional?

Digital Marketing Widyaherbal 04 June, 2022

Di era modern ini, vape telah menjadi alternatif untuk rokok konvensional. Beberapa orang mengklaim vape lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional, benarkah demikian? Simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

Rokok merupakan olahan tembakau yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica, dan tanaman lain yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok diketahui dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia dari berbagai kalangan. Pada 2020, sebanyak 22.3% penduduk dunia mengonsumsi rokok (Putra et al., 2019; WHO, 2022).

Bahaya rokok tentunya telah diketahui oleh berbagai kalangan masyarakat. Rokok membunuh 8 juta orang per tahun dengan 7 juta orang merupakan perokok aktif dan 1.2 juta orang merupakan perokok pasif (WHO, 2022). Bahaya akibat penggunaan rokok membuat terciptanya inovasi baru yang diklaim lebih aman dan dapat menggantikan rokok, salah satunya adalah vape.

 

Apa itu vape?

Vape atau rokok elektronik merupakan produk yang mengandung nikotin dalam cairan, di mana ketika cairan dalam vape dipanaskan maka nikotin akan menguap dan menjadi aeorosol yang dapat dihirup oleh penggunanya. Cairan ini terbuat dari propilen glikol atau gliserol, nikotin, dan perasa serta beberapa komponen kimia lainnya (Moutlana, 2019).

Banyak masyarakat berpresepsi bila vape atau rokok elektrik lebih sehat dan lebih aman dibandingkan dengan rokok konve nsional.Vape dipercaya juga dapat digunakan sebagai alternatif orang-orang yang ingin berhenti merokok (Moutlana, 2019).

 

Benarkah vape lebih aman untuk tubuh?

Walaupun diklaim aman dan dapat digunakan sebagai alternatif perokok yang ingin berhenti merokok, ternyata vape tidak sepenuhnya ‘aman’ bagi tubuh. Baik rokok konvensional maupun vape sama-sama menghasilkan radikal bebas yang dihasilkan dari pembakaran rokok konvensional maupun vape. Radikal bebas tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru ketika dihidup dan menyebabkan terjadinya inflamasi dalam tubuh (Putra et al., 2019).

Nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik diketahui lebih rendah dibandingkan dengan nikotin yang ada dalam rokok konvensional. Namun, rokok elektrik mengandung berbagai macam komponen lain yang berpotensi mengganggu kesehatan penggunanya (Moutlana, 2019). Berikut adalah gangguan kesehatan yang dapat dialami oleh pengguna vape:

1. Meningkatkan detak jantung dan tekanan darah

Kandungan nikotin dan komponen lain dalam vape seperti karbonil dan aldehid dalam vape diketahui dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Walaupun begitu, bila dibandingkan dengan rokok konvensional, efek samping vape terhadap tekanan darah dan jantung lebih ringan dibandingkan dengan rokok konvensional (Moutlana, 2019).

2. Mengakibatkan inflamasi/radang pada paru-paru

Penelitian Rohmani et al. (2018) menyatakan bahwa radikal bebas yang dihasilkan oleh pembakaran rokok konvensional dan vape sama-sama merusak paru-paru dengan tingkat keparahan yang tidak jauh berbeda. Diketahui, kandungan propilen glikol dalam vape juga menyebabkan gejala-gejala infeksi sistem pernapasan bagian atas (Moutlana, 2019).

3. Memicu iritasi mulut dan tenggorokkan

Penggunaan vape dapat mengakibatkan iritasi pada bagian mulut dan tenggorokan penggunanya. Selain itu, vape juga dapat menyebabkan mual dan muntah. Sementara itu, rokok konvensional dapat menyebabkan penurunan fungsi sfingter gastroesofageal atau katup yang memisahkan lambung dengan esofagus (Moutlana, 2019).

4. Meningkatkan risiko infeksi

Vape dapat mengakibatkan inflamasi atau radang dalam tubuh. Vape diketahui juga dapat menurunkan sistem imun tubuh. Sementara itu, rokok biasa diketahui juga dapat menurunkan sistem imun, meningkatkan risiko infeksi, serta menghambat penyembuhan luka (Moutlana, 2019).

Apabila Anda bertanya, mana yang lebih berbahaya? Beberapa studi menyatakan komponen kimia dalam vape memiliki efek yang lebih ringan untuk tubuh dibandingkan dengan rokok (Moutlana, 2019). Akan tetapi, vape tetap memiliki dampak negatif bagi tubuh. Potensi akibat penggunaan jangka panjang vape terhadap tubuh juga belum diketahui mengingat vape merupakan teknologi baru. Keduanya sama-sama berbahaya dan demi menjaga kesehatan Anda dan orang di sekitar Anda, ada baiknya kurangi dan hindari merokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik.


Sumber informasi:
Moutlana, Hlamatsi. (2019). Smoking and Vaping: is there a difference?. South African Family Practice. 61. 10.4102/safp.v61i2.4996. 

Putra, Arba Indra, RIzki Hanriko, Evi Kurniawaty. (2019). Pengaruh Efek Paparan Asap Rokok Elektrik Dibandingkan Paparan Rokok Konvensional Terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus muculus). Majority vol. 8. No. 1. Page 90-94.

Rohmani, Afiana, Noor Yazid, Aulia Ajeng Rahmawati. (2018) Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional Merusak Alveolus Paru. Prosiding Seminar Nasional Unimus. Vol. 1. Page 27-32

WHO. (2022). Tobacco. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco 


0 Komentar

  • Tidak ada komentar, jadikan anda orang pertama untuk berkomentar.

Tinggalkan Komentar