Kenali Bunga Krisan, si Cantik untuk Redakan Radang Tenggorokan

header

Kenali Bunga Krisan, si Cantik untuk Redakan Radang Tenggorokan

Fauziah Nurhasanah 28 July, 2022

Tak hanya bisa membuat taman ‘adem’, ternyata bunga krisan juga bisa membuat tubuh kita menjadi ‘adem’. Simak selengkapnya berikut ini.

Bunga merupakan salah satu komponen herbal yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Selama ribuan tahun, bunga-bunga seperti bunga rosella dan bunga krisan banyak dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh manusia. Hingga kini, bunga krisan juga masih banyak digunakan sebagai obat-obatan herbal, lho! 

Kenali Bunga Krisan

Bunga krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan salah satu bunga yang masuk dalam famili Asteraceae. Tanaman ini sering digunakan sebagai bunga hias berupa perdu, memiliki daun dengan tepi bergerigi dan bercelah, dan tersusun berselang-seling pada cabangnya.

Tanaman bunga krisan dapat tumbuh hingga ketinggian 1 meter. Bunga krisan merupakan bunga majemuk dengan jumlah bunga bisa mencapai 15 kuntum per batang. Setiap bunga memiliki 22-35 kelopak bunga dengan lebar kelopak sekitar 1 cm (Dalaila, Kusrinah and Lianah, 2019).

Bunga krisan merupakan salah satu spesies bunga yang memiliki berbagai macam warna mulai dari putih, kuning, merah, hingga warna oranye. Perbedaan warna ini disebabkan karena kandungan flavonoid. Berbagai jenis flavonoid ditemukan di bunga krisan dan menjadi senyawa yang memiliki pigmen warna paling beragam di antara golongan senyawa lainnya (Mekapogu et al., 2020).

Bunga Krisan dalam Sejarah

Dalam kebudayaan China kuno, pada ahli terpelajar China menganggap bunga krisan sebagai simbol kekayaan, integritas, dan hadiah berharga bagi masyarakat berkat khasiat kesehatannya.

Bunga krisan memang salah satu spesies bunga asli dari daratan China dan telah digunakan sebagai herbal pengobatan selama 3000 tahun. Bunga ini dipercaya sebagai bunga dengan ‘power of life’ atau memiliki kemampuan untuk penghidupan. Oleh karena itu, bunga krisan seringkali disebut sebagai Queen of the East atau Ratu dari Timur.

Penggunaan bunga krisan dalam pengobatan tradisional China tercatat pertama kalinya dalam catatan pengobatan Materia Medika Klasik Shennong (221 Sebelum Masehi – 220 Setelah Masehi) dimana bunga krisan digunakan untuk memperlama usia dan mencegah berbagai penyakit. Sementara itu, penggunaan lebih spesifik dari bunga krisan tercatat dalam teori TCM dari Dinasti Ming (1368 - 1644 Setelah Masehi). Bunga krisan seringkali dikonsumsi dalam bentuk salad.

Dalam pengobatan tradisional, bagian kepala bunga krisan atau disebut dengan juhua merupakan bagian yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala gangguan pernapasan, mendinginkan badan, mengurangi panas dalam, mengurangi racun, dan mengatasi mata merah (Shahrajabian et al., 2019; Yuan et al., 2020).

Kandungan Nutrisi Bunga Krisan

Dalam 25 gram bunga krisan, mengandung nutrisi sebagai berikut:

Air 22,9 gram

Karbohidrat 0,8 gram

Serat 0,8 gram

Protein 0,8 gram

Lemak 0,1 gram

Kalsium 29,3 mg

Kalium 142 mg

Natrium 29,5 mg

Fosfor 13,5 mg

Vitamin C 0,4 mg

Vitamin B3 0,1 mg

(Anonim, 2018).

Kandungan air melimpah dalam bunga krisan inilah yang menyebabkan bunga krisan sering digunakan sebagai herbal yang dapat meredakan rasa panas di dalam badan. Selain itu, bunga krisan juga mengandung banyak senyawa fitokimia. Senyawa yang paling banyak ditemukan adalah flavonoid dan terpenoid.

Flavonoid adalah senyawa terbanyak yang ditemukan di bunga krisan. Terdapat 16 jenis flavonoid yang ditemukan di bunga krisan di antaranya quercetin, eriodictyol, acacetin, luteolin, dan chyrosplenol D. Terpenoid dalam bunga krisan didominasi oleh golongan sesquiterpenoid berupa lakton, angelokumambrin B, chrysanthemol, kikkanol A, kikkanol B, kikkanol C, clovanediol, dan indicumenon.

Senyawa flavonoid dalam bunga krisan memiliki efek antioksidan dan antiradang (antiinflamasi) yang tinggi. Flavonoid memiliki kemampuan menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan. Oleh karena itu, bunga krisan bermanfaat untuk meredakan berbagai macam peradangan termasuk radang tenggorokan (Hu et al., 2017).

Beragam manfaat bunga krisan dapat Anda peroleh di produk andalan kami Geniring Tistis. Geniring Tistis mengandung ekstrak bunga krisan, kristal selenit, ekstrak kulit manggis, dan ekstrak alang-alang yang memiliki efek antiradang, antioksidan, dan sensasi dingin yang dapat meredakan radang tenggorokan dan panas dalam.

Produk Geniring Tistis dapat Anda peroleh dengan mudah. Cukup hubungi Customer Service Widya Herbal Indonesia. Anda juga dapat memeroleh informasi terkait Geniring Tistis di Website Widya Herbal Indonesia. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Herbal dan Artikel Kesehatan secara GRATIS! 

Semoga sehat selalu, panjang umur, serta mulia.

Sumber:

Anonim (2018) Chrysanthemum, garland, raw, Nutrition Data. Available at: https://nutritiondata.self.com/facts/vegetables-and-vegetable-products/2407/2 (Accessed: 21 July 2022).

Dalaila, I., Kusrinah, K. and Lianah, L. (2019) ‘Morfologi dan Anatomi Chrysanthemum morifolium Ramat. var. puspita nusantara dan var. tirta ayuni serta Chrysanthemum indicum L.var. mustika kaniya’, Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, 2(2), p. 53. doi: 10.21580/ah.v2i2.4660.

Hu, J. et al. (2017) ‘Antioxidant and anti-inflammatory flavonoids from the flowers of chuju, a medical cultivar of chrysanthemum morifolim ramat’, Journal of the Mexican Chemical Society, 61(4), pp. 282–289. doi: 10.29356/jmcs.v61i4.458.

Mekapogu, M. et al. (2020) ‘Anthocyanins in floral colors: Biosynthesis and regulation in chrysanthemum flowers’, International Journal of Molecular Sciences, 21(18), pp. 1–24. doi: 10.3390/ijms21186537.

Shahrajabian, M. H. et al. (2019) ‘A review of chrysanthemum, the eastern queen in traditional chinese medicine with healing power in modern pharmaceutical sciences’, Applied Ecology and Environmental Research, 17(6), pp. 13355–13369. doi: 10.15666/aeer/1706_1335513369.

Yuan, H. et al. (2020) ‘The flower head of Chrysanthemum morifolium Ramat. (Juhua): A paradigm of flowers serving as Chinese dietary herbal medicine’, Journal of Ethnopharmacology, 261(May), p. 113043. doi: 10.1016/j.jep.2020.113043.




0 Komentar

  • Tidak ada komentar, jadikan anda orang pertama untuk berkomentar.

Tinggalkan Komentar