Selain sebagai bumbu dapur, nyatanya kunyit punya banyak manfaat untuk kesehatan. Simak selengkapnya sebagai berikut.
Kunyit merupakan tanaman herbal yang memiliki segudang manfaat. Tanaman dengan nama latin Curcuma domestica ini berasal dari wilayah Asia, termasuk Indonesia, sehingga keberadaannya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Sering digunakan sebagai bumbu dapur, ternyata kunyit juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Manfaat kunyit ini tidak lain karena banyaknya senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kunyit kurkuminoid yang merupakan antioksidan alami. Selain itu, setiap 100 g ekstrak kunyit mengandung 390 kcal, 69.9 g karbohidrat, 21 g serat, 10 g lemak total, 8 g protein, dan 3g gula. Ekstrak kunyit juga merupakan sumber asam lemak omega-3 dan asam ?-linolenat (Prasad et al, 2011). Kaya senyawa berkhasiat, berikut manfaat yang dapat Anda peroleh apabila rutin mengonsumsi kunyit.
Sistem imun merupakan sistem untuk mempertahankan organisme dari ancaman di luar tubuh organisme tersebut. Ketidakseimbangan sistem imun dapat menyebabkan berbagai kondisi seperti alergi, penyakit autoimun, imunosupresi, dan AIDS. Untuk itu, digunakan imunomodulator untuk menekan atau meningkatkan respon imun (Catanzaro et al, 2018).
Manfaat kunyit untuk daya tahan tubuh terdapat pada kandungan kunyit yaitu kurkuminoid. Kurkuminoid dalam kunyit memiliki kemampuan meningkatkan sistem imun karena interaksinya dengan banyak sel dan jaringan dalam tubuh seperti sel dendritik, makrofag, limfosit, dan sitokin (Catanzaro et al, 2018; Mishra et al, 2018).
Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, dan menjadi salah satu faktor penting dalam gangguan hati. Hal ini karena stres oksidatif dapat mempengaruhi struktur dari protein, lemak, dan DNA hati. Adanya stres oksidatif dapat menyebabkan ketidaknormalan struktural dan fungsional hati (Cicho?-Lach & Michalak, 2014).
Sejak dahulu, kunyit dikenal dengan berbagai manfaat salah satunya adalah untuk gangguan hati (Prasad et al., 2011). Kemampuan kunyit dalam melindungi hati didukung oleh berbagai penelitian ilmiah yang menyatakan adanya efek antioksidan dan antiinflamasi pada hati. Aktivitas antioksidan dan antiinflamasi dari kurkuminoid dapat menghambat perburukan kerusakan hati dengan mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan fungsi sel-sel hati (Salama et al. 2013).
Radang atau inflamasi adalah respon jaringan tubuh akibat rangsangan berbahaya seperti luka. Walaupun merupakan mekanisme pertahanan tubuh, ada kalanya radang yang dapat menyebabkan rasa sakit. Bahkan, penyakit seperti diabetes, obesitas, dan kanker dapat disebabkan oleh radang yang berkepanjangan.
Kurkuminoid dalam kunyit diketahui dapat menghambat agen-agen inflamasi dalam tubuh seperti lipooksigenase, dimana kurkuminoid dapat mengurangi pembentukan prostaglandin, senyawa yang dibuat tubuh untuk proses penyembuhan luka. Kurkuminoid juga mencegah biosintesis leukotrien yang dapat terbentuk saat tubuh terkena alergen (Anonim, 2009).
Rasa nyeri sering kali dialami oleh perempuan menjelang atau saat mengalami menstruasi. Rasa nyeri ini biasa disebut dengan dismenore. Dismenore terjadi karena adanya pengeluaran senyawa bernama prostaglandin di jaringan rahim yang menyebabkan kontraksi rahim. Efek antiinflamasi dari kunyit yang menghambat pembentukan prostaglandin, nuclear factor (NF-KB), dan siklooksigenase (Tabari et al. 2020
Gangguan pencernaan seperti lambung dan GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan salah satu gangguan kesehatan yang seringkali dialami. Kunyit diketahui memiliki manfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan melalui aktivitas antiinflamasinya. Kunyit juga diketahui dapat menghambat kejang perut dan pembentukan luka di perut akibat stres, alkohol, dan obat-obatan. Selain itu, kunyit diketahui juga dapat meningkatkan produksi enzim-enzim pencernaan yang dapat membantu proses pencernaan (Thavorn et al., 2014).
Beragam manfaat kunyit untuk meningkatkan imun tubuh tentunya sayang untuk dilewatkan. Jangan khawatir, manfaat kunyit dan herbal lain terkandung dalam produk andalan Widya Herbal Indonesia, Angga Prasthana.
Angga Prasthana merupakan produk herbal mengandung ekstrak sambiloto (Andrographis panniculata), ekstrak meniran (Phyllanthus niruri), dan ekstrak kunyit (Curcuma domestica) yang dikombinasikan sehingga memiliki aktivitas sinergis dalam meningkatkan produksi antibodi dalam tubuh dan sistem imun tubuh.
Produk Angga Prasthana dapat Anda peroleh melalui Customer Service Widya Herbal Indonesia atau melalui website Widya Herbal Indonesia. Kunjungi laman media sosial kami untuk informasi lebih lanjut. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Herbal dan Artikel Kesehatan secara GRATIS!
Penulis: apt. Fauziah Nurhasanah, S.Farm
Ditinjau oleh: apt. Risa Umari Yuli Aliviyanti, M. Pharm., Sci.
Editor: Aries Ikawati Arifah
Glosarium:
Imunomodulator : mengatur sistem kekebalan tubuh/sistem imun
Imunosupresi : menekan sistem kekebalan tubuh/sistem imun
Radikal bebas : sel/molekul/ion dalam sel yang tidak stabil sehingga dapat merusak sel
Antioksidan : sel/molekul/ion dalam sel yang tidak stabil sehingga dapat merusak sel
Antiinflamasi : zat/senyawa yang memiliki kemampuan mengurangi radang (inflamasi)
Prostaglandin : senyawa yang disintesis dalam tubuh untuk proses penyembuhan luka
Siklooksigenase : enzim yang dibentuk tubuh untuk pembentukkan mediator untuk respon radang
Nuclear Factor : protein yang berperan dalam respon seluler terhadap rangsangan seperti stress, bakteri, atau radikal bebas
Sumber:
Anonim. Assessment report on Curcuma longa L. Rhizoma. EMEA European Medicines Agency. 2009; (EMEA/HPMC/456848/2009)
Catanzaro, Michele et al. “Immunomodulators Inspired by Nature: A Review on Curcumin and Echinacea.” Molecules (Basel, Switzerland) vol. 23,11 2778. 26 Oct. 2018, doi:10.3390/molecules23112778
Cicho?-Lach H, Michalak A. Oxidative stress as a crucial factor in liver diseases. World J Gastroenterol. 2014 Jul 7;20(25):8082-91. doi: 10.3748/wjg.v20.i25.8082. PMID: 25009380; PMCID: PMC4081679
Jigni Mishra, Anuja Bhardwaj, Kshipra Misra, Chapter 8 - Curcuma sp.: The Nature's Souvenir for High-Altitude Illness, Editor(s): Kshipra Misra, Priyanka Sharma, Anuja Bhardwaj, Management of High Altitude Pathophysiology, Academic Press. 2018, Pages 153-169, https://doi.org/10.1016/B978-0-12-813999-8.00008-2
Prasad S, Aggarwal BB. Turmeric, the Golden Spice: From Traditional Medicine to Modern Medicine. In: Benzie IFF, Wachtel-Galor S, editors. Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd ed. Boca Raton (FL): CRC Press/Taylor & Francis; 2011. Chapter 13. PMID: 22593922.
Salama SM, Abdulla MA, AlRashdi AS, Ismail S, Alkiyumi SS, Golbabapour S. Hepatoprotective effect of ethanolic extract of Curcuma longa on thioacetamide induced liver cirrhosis in rats. BMC Complement Altern Med. 2013;13:56. Published 2013 Mar 5. doi:10.1186/1472-6882-13-56
Tabari, Naghmeh & Kheirkhah, Masoomeh & Mojab, Faraz & Salehi, Masoud. (2020). An Investigation of the Effect of Curcumin (Turmeric) Capsule on the Severity and Duration of Dysmenorrhea in Students of Iran University of Medical Sciences. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences. 9. 3444-3451. 10.14260/jemds/2020/755.
Thavorn, Kednapa et al. “Efficacy of turmeric in the treatment of digestive disorders: a systematic review and meta-analysis protocol.” Systematic reviews vol. 3 71. 28 Jun. 2014, doi:10.1186/2046-4053-3-71