Metode Ekstraksi Albumin dari Ikan Gabus

Masyarakat Indonesia mengenal ikan gabus sebagai salah satu jenis ikan untuk olahan makanan lezat seperti siomay, balado, dan pempek. Nyatanya, ikan dengan nama latin Channa striata ini punya kandungan nutrisi dan zat bermanfaat yang melimpah sehingga berkhasiat untuk kesehatan manusia, salah satunya protein.

Jumlah protein dalam ikan gabus lebih tinggi dibandingkan dengan ikan-ikan sejenisnya. Persentase protein dalam ikan gabus adalah sejumlah 16,2%, lebih tinggi dibandingkan dengan ikan mas (16,0%), ikan sepat (15,2%), belut (14,6%), dan ikan tongkol (13,7%). Tingginya jumlah protein ini menunjukkan bahwa ikan gabus adalah sumber protein yang baik bagi tubuh (Mustafa et al., 2012).

Jenis protein yang banyak terkandung dalam ikan gabus adalah albumin. Albumin merupakan protein yang penting untuk tubuh manusia dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Di samping itu, albumin juga bermanfaat untuk penyembuhan luka di jaringan dan pembuluh darah (Asfar et al., 2014).

Komposisi nutrisi dari ikan gabus meliputi:

• Protein 3,36 g
• Albumin 2,17 g
• Lemak 0,77 g
• Glukosa 0,07 g
• Zn 3,34 mg
• Cu 2,34 mg
• Fe 0,20 mg

Ekstraksi Albumin dari Ikan Gabus

Untuk mendapatkan albumin dari ikan gabus dapat dilakukan melalui berbagai metode, salah satunya adalah ekstraksi. Ekstraksi albumin ikan gabus dapat dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Bersihkan ikan gabus dari sisik, insang, dan isi perutnya kemudian dicuci dengan air bersih hingga tidak ada darah dan lendir.
2. Potong-potong ikan gabus dan pisahkan dari durinya.
3. Haluskan dengan blender menggunakan pelarut dengan rasio 1:1 (100 mL pelarut: 100 gram ikan).
4. Setelah halus, pisahkan bagian larutan dan ampas dari sampel.
5. Bagian larutan dipisahkan dari minyak ikan dengan menambahkan 200 mL hexana lalu di-shake selama 30 menit.
6. Setelah terbentuk 2 lapisan, larutan dan minyak dipisahkan menggunakan corong pisah.
7. Larutan kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60-70^oC
8. Ekstrak kering yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode Lowry. Saat dianalisis menggunakan metode Lowry, esktrak kering ikan gabus harus dilarutkan dengan air.

(Asfar et al., 2014).

Metode Lowry merupakan metode untuk pengujian kandungan protein berdasarkan pada reaksi biuret dengan tambahan reagen lain untuk meningkatkan sensitivitas pengujian protein. Metode ini adalah salah satu metode standar dalam pengujian protein. Reagen Folin-Ciocalteu yang digunakan dalam metode Lowry akan berinteraksi dengan ion Cu²⁺ dan rantai asam amino yang terkandung dalam protein. Ketika reagen ini direaksikan dengan albumin dalam ikan gabus, maka akan membentuk warna biru kehijauan (Shen, 2019).

Albumin dalam ikan gabus dapat Anda proleh dalam produk andalan kami, Prascitta. Prascitta merupakan produk herbal yang mengandung ekstrak ikan gabus (Channa striata), ekstrak gamat emas (Golden Stichopus variegatus), dan ekstrak purwaceng (Pimpinella pruatjan) yang memiliki aktivitas sinergis dalam membantu mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah seperti stroke dan hipertensi. 

Produk Prascitta dapat Anda peroleh melalui Customer Service Widya Herbal Indonesia atau kunjungi laman media sosial kami untuk informasi lebih lanjut. Semoga sehat selalu, panjang umur, serta mulia bersama Widya Herbal Indonesia.

Editor: Aries Ikawati Arifah

Sumber:

Asfar, M., Tawali, A. B., Abdullah, N., & Mahendradatta, M. (2014). Extraction Of Albumin Of Snakehead Fish ( Channa Striatus ) In Producing The Fish Protein Concentrate ( FPC ). International Journal of Scientific & Technology Research, 3(4), 85–88.

Mustafa, A., Widodo, M. A., & Kristianto, Y. (2012). Albumin And Zinc Content Of Snakehead Fish (Channa striata) Extract And Its Role In Health. IEESE International Journal of Science and Technology, 1(2), 1–8.

Shen, C.-H. (2019). Quantification and Analysis of Proteins. Diagnostic Molecular Biology, 187–214. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-802823-0.00008-0