Usia Biologis vs Usia Kronologis, Apa Bedanya?

Fauziah Nurhasanah, 23 September, 2022

Ketika berbicara tentang usia, mungkin yang terlintas di benak Anda adalah usia berdasarkan tanggal lahir Anda, atau usia kronologis. Faktanya, ada jenis usia tersendiri yang sebenarnya dapat menggambarkan ‘usia’ Anda secara akurat. Usia tersebut dikenal dengan istilah usia biologis.

Usia Kronologis vs Usia Biologis

Usia kronologis merupakan variabel kuantitatif untuk mengukur usia berdasarkan tanggal dimana seseorang dilahirkan. Secara kronologis, seseorang dengan usia 85 tahun lebih tua dibandingkan dengan seseorang yang berusia 75 tahun. Meski banyak digunakan sebagai tolak ukur usia seseorang, nyatanya usia kronologis tidak dapat menggambarkan secara riil usia tubuh kita.

Gambaran usia tubuh sebenarnya dapat diperoleh melalui usia biologis. Seseorang dengan usia kronologis 75 tahun belum tentu memiliki usia biologis 75 tahun. Bisa jadi orang tersebut memiliki usia biologis lebih muda atau lebih tua tergantung dengan fisik tubuh orang tersebut.

Selain itu, usia biologis sendiri juga dapat diartikan sebagai usia sel-sel tubuh kita. Semakin lama, sel tubuh akan semakin berkurang akibat berhentinya pembelahan sel. Berkurangnya sel inilah yang dijadikan sebagai tolak ukur usia biologis.

Ketika jumlah sel berkurang, maka lama kelamaan fungsi jaringan, organ, hingga fungsi tubuh sendiri juga akan berkurang. Berbagai penyakit mulai dari infeksi hingga penyakit degeneratif yang sulit untuk disembuhkan akan mudah menyerang apabila fungsi tubuh semakin berkurang. Kondisi ini yang disebut sebagai penuaan (Chalise, 2019; Isabelle et al., 2019).

Mencegah Penuaan Usia Biologis

Berbeda dengan usia kronologis yang tidak bisa diulang, penambahan usia biologis nyatanya dapat dicegah dan bahkan dipermuda atau biasa dikenal dengan sebutan reverse aging. Mencegah usia biologis tua berarti menurunkan risiko berbagai macam penyakit yang dapat menyerang ketika tubuh menua.

Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah penuaan usia biologis?

  1. Pola makan sehat dan nutrisi seimbang

Pola makan yang baik dan nutrisi seimbang akan menjaga sel agar tetap berfungsi dengan baik. Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh seperti gorengan yang dapat menyebabkan disfungsi sel-sel endotelial tubuh dan akhirnya menyebabkan berbagai penyakit (Singh et al., 2013).

  1. Istirahat cukup dan kurangi stres

Istirahat yang tidak cukup dan stres adalah faktor penting yang harus dihindari untuk mencegah kerusakan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kerusakan sel dan DNA. Namun, ketika waktu tidur cukup diberikan, maka sel-sel akan kembali seimbang. Oleh karenanya, jaga waktu istirahat agar tetap cukup dan kurangi stres (Everson et al., 2014).

  1. Aktivitas fisik cukup

Olahraga dan aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan fungsi sel-sel tubuh. Ketika berolahraga, maka aliran darah yang banyak mengandung oksigen ke otak meningkat sehingga sel-sel pun mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi (CDC, 1996).

Selain itu, untuk mendukung upaya Anda dalam mencegah penuaan usia biologis, Widya Herbal Indonesia menghadirkan produk-produk unggulan berbasis herbal yang diproduksi dengan teknologi terbaru di bidang farmasi, nanoteknologi.

Formulasi multikomponen meningkatkan khasiat produk-produk Widya Herbal Indonesia seperti Tangkil Kusiko, Angga Prasthana, Prascitta, Visuddha Baddhana, Geniring Tistis, dan Nirvataya sehingga dapat berefek langsung ke sel-sel tubuh untuk memperbaiki sel dan mencegah berbagai penyakit yang merusak organ.

Informasi tentang produk Widya Herbal Indonesia dapat diperoleh di website Widya Herbal Indonesia dan media sosial Widya Herbal Indonesia yang rutin memberikan informasi tentang herbal. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Kesehatan bersama Dokter dan Apoteker dan Artikel Kesehatan secara GRATIS!

Panjang umur serta mulia bersama Widya Herbal Indonesia.

Penulis: apt. Fauziah Nurhasanah, S.Farm
Ditinjau oleh: apt. Risa Umari Yuli Aliviyanti, M. Pharm., Sci.
Editor: Aries Ikawati Arifah

Sumber:

CDC. (1996). Chapter 3: Physiologic Responses and Long-Term Adaptations to Exercise and. In Physical Activity and Health (pp. 61–77).

Chalise, H. N. (2019). Aging: Basic Concept. American Journal of Biomedical Science & Research, 1(1), 8–10. https://doi.org/10.34297/ajbsr.2019.01.000503

Everson, C. A., Henchen, C. J., Szabo, A., & Hogg, N. (2014). Cell injury and repair resulting from sleep loss and sleep recovery in laboratory rats. Sleep, 37(12), 1929–1940. https://doi.org/10.5665/sleep.4244

Isabelle, S., Daniel, C., Henri, C., & Luc, B. (2019). Chronological age and biological age. Aze Methodes et Concepts. https://doi.org/DOI: 10.13140/RG.2.2.28706.688

Singh, R. B., Toda, E., Toru, T., Tokunaga, M., Otsuka, K., Juneja, L., De Meester, F., Wilczynska, A., & Wilson, D. (2013). Effect of diet and nutrient on cell signaling: Is the tissue the main issue, proposes Dr. Wilson? Open Nutraceuticals Journal, 6(SPEC.ISS.1), 61–75. https://doi.org/10.2174/1876396001306010061

 

Sumber gambar:

<a href="https://www.freepik.com/free-photo/female-face-with-wrinkles-forehead_10012056.htm#query=aging&position=5&from_view=search#page=1&query=a&from_query=undefined&position=1&from_view=search">Image by valuavitaly</a> on Freepik

 

Artikel Lainnya

Reverse Aging: Kembali Muda dengan ...

Fauziah

03 November 2022

Aplikasi Widya Herbal, Telemedicine...

Fauziah

24 November 2022

Cek Usia Sel-mu: Langkah Awal Detek...

Fauziah

15 September 2022