Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan jenis kacang kedelai yang satu ini. Edamame merupakan salah satu tanaman komersial yang kaya dengan kandungan protein dan minyak nabati. Masyarakat sering menggunakan edamame sebagai salah satu sumber protein nabati. Edamame juga sering diolah menjadi santapan lezat seperti tofu, saus soya, dan olahan lain pengganti produk hewani bagi vegetarian (OECD, 2006).
Selain kaya manfaat, ternyata edamame juga memiliki mitos seputar dengan kesehatan tubuh konsumennya. Berbagai mitos beredar di masyarakat mulai dari edamame yang menyebabkan jerawat di kulit hingga edamame memicu kanker payudara. Simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.
Edamame merupakan salah satu tanaman yang kaya akan protein nabati. Tanaman ini sering diolah menjadi santapan lezat kaya protein untuk memenuhi kebutuhan protein bagi orang-orang yang tidak dapat mengonsumsi protein hewani (Kurek et al., 2022).
Kandungan protein dalam edamame memang tinggi. Dalam 100 gram edamame, terdapat sekitar 12,4 gram protein. Meskipun tidak setinggi protein dalam daging sapi (21 gram protein/100 gram daging), tetap edamame dapat menjadi salah satu alternatif sumber protein bagi tubuh kita (Ahmad et al., 2018; Johnson et al., 2005).
Selain kanker payudara, isoflavon yang menyerupai hormon estrogen juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesuburan terutama kesuburan pria. Pria yang mengonsumsi edamame secara rutin memang memiliki konsentrasi sperma lebih rendah dibandingkan dengan pria yang tidak mengonsumsi edamame (Chavarro et al., 2008).
Namun, hal ini hanya terjadi terlebih pada pria dengan berat badan lebih (obesitas). Namun, konsumsi edamame dan isoflavon dari edamame tidak berhubungan dengan pergerakan sperma, bentuk sperma, dan volume ejakulasi sehingga tidak mengganggu kesuburan pria (Chavarro et al., 2008).
Edamame kaya akan protein dan senyawa antioksidan seperti genistein yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas dan radiasi UV. Selain itu, protein dalam edamame diketahui dapat menghambat transfer melanin di kulit sehingga memiliki efek mencerahkan kulit. Protein tersebut juga dapat meningkatkan produksi serat elastin dan kolagen di kulit hingga dapat mencegah kerutan dan berkurangnya elastisitas kulit (Waqas et al., 2015).
Edamame mengandung senyawa bernama isoflavon. Isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan hormon estrogen di tubuh. Risiko kanker payudara diketahui meningkat seiring dengan peningkatan kadar hormon estrogen dalam darah, sehingga konsumsi edamame seringkali dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker payudara (Messina & Wood, 2008; Yager & Davidson, 2006).
Padahal kenyataannya, penelitian menyatakan bahwa konsumsi isoflavon dalam edamame dalam porsi wajar (<100 mg/hari) tidak menimbulkan efek samping kanker payudara pada wanita sehat (Messina & Wood, 2008).
Akan tetapi, penting untuk menjaga konsumsi edamame tetap dalam batas wajar dan tidak berlebihan. Untuk dapatkan informasi lain terkait dengan edamame dan herbal lainnya, Anda dapat membaca artikel kesehatan yang tersedia di website Widya Herbal Indonesia dan media sosial Widya Herbal Indonesia. Salam Sehat!
Sumber:
Ahmad, R. S., Imran, A., & Hussain, M. B. (2018). Nutritional Composition of Meat. Meat Science and Nutrition. https://doi.org/10.5772/intechopen.77045
Chavarro, J. E., Toth, T. L., Sadio, S. M., & Hauser, R. (2008). Soy food and isoflavone intake in relation to semen quality parameters among men from an infertility clinic. Human Reproduction, 23(11), 2584–2590. https://doi.org/10.1093/humrep/den243
Johnson, D., Wang, S., Suzuki, A., Tu, B., Liu, C., Tian, B., Zhang, Q., Liu, X., Herbert, S. J., Sánchez, F., Feiziene, D., Feiza, V., Povilaitis, V., Putramentaite, A., Janusauskaite, D., Seibutis, V., & Slepetys, J. (2005). Edamame: A Vegetable Soybean for Colorado Duane. Instituto Tecnologico Agrario de Castilla y León, 66(3), 385–387. https://hort.purdue.edu/newcrop/proceedings1999/pdf/v4-385.pdf
Kurek, M. A., Onopiuk, A., Pogorzelska?nowicka, E., Szpicer, A., Zalewska, M., & Pó?torak, A. (2022). Novel Protein Sources for Applications in Meat?Alternative Products—Insight and Challenges. Foods, 11(7). https://doi.org/10.3390/FOODS11070957
Messina, M. J., & Wood, C. E. (2008). Soy isoflavones, estrogen therapy, and breast cancer risk: Analysis and commentary. Nutrition Journal, 7(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/1475-2891-7-17
OECD. (2006). Section 2 - Soybean (GLYCINE MAX (L.) MARR.). In Safety Assessment of Transgenic Organism (Vol. 1, pp. 40–46). Organisation for Exonomic Co-Operation and Development. https://doi.org/10.1787/9789264095380-5-EN
Waqas, M. K., Akhtar, N., Mustafa, R., Jamshaid, M., Khan, H. M. S., & Murtaza, G. (2015). Dermatological and cosmeceutical benefits of Glycine max (soybean) and its active components. Acta Poloniae Pharmaceutica - Drug Research, 72(1), 3–11.
Yager, J. D., & Davidson, N. E. (2006). Estrogen Carcinogenesis in Breast Cancer. New England Journal of Medicine, 354(3), 270–282. https://doi.org/10.1056/nejmra050776