Anda tentu pernah mendengar tentang detoksifikasi tubuh, bukan? Detoksifikasi tubuh merupakan proses penghilangan racun baik yang berasal dari dalam tubuh (endogen) maupun racun yang berasal dari luar tubuh (eksogen).
Obat-obatan kimia merupakan salah satu racun bagi tubuh. Bila terlalu banyak, maka racun ini dapat mengendap dan merusak fungsi sel-sel tubuh hingga akhirnya dapat mengurangi fungsi organ tubuh. Tubuh sendiri memiliki mekanisme tersendiri dalam melakukan detoksifikasi, yaitu melalui organ-organ tubuh, terutama hati atau liver (Cline, 2015).
Dalam mendukung organ tubuh untuk melakukan detoksifikasi, manusia dapat menunjangnya dengan melakukan pola hidup sehat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menhilangkan racun-racun dari tubuh:
Racun dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Tubuh harus menghindari racun eksternal seperti logam berat (timbal, kadmium, raksa), polusi, dan radiasi elektromagnetik yang dapat mengendap di tubuh dan merusak sel-sel tubuh.
Racun tubuh dapat dihilangkan melalui berolahraga secara rutin. Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah tubuh dan meningkatkan aktivitas paru-paru sehingga pasokan oksigen di organ tetap terjaga. Dengan begitu fungsi organ dalam detoksifikasi tubuh meningkat.
Menghindari stres dan mempertahankan kesehatan mental dapat berefek baik bagi tubuh. Stres dan gangguan kesehatan mental dapat menurunkan fungsi tubuh sehingga pengeluaran racun dalam tubuh pun terhambat.
Tubuh manusia memiliki waktu biologis untuk melakukan fungsi-fungsinya, termasuk detoksifikasi tubuhn. Tidur dan istirahat cukup membuat tubuh memiliki waktu yang cukup untuk melakukan detoksifikasi.
(Cline, 2015).
Selain menggunakan cara-cara tersebut, detoksifikasi tubuh juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan kaya senyawa bermanfaat. Tren ‘clean food’ yang belakangan ini sedang ramai bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh. Berikut beberapa herbal yang berkhasiat untuk detoksifikasi tubuh.
Alpukat mengandung banyak senyawa glutation, yaitu antioksidan yang penting untuk detoksifikasi tubuh. Kandungan ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan buah-buahan lain sehingga dapat menjadi buah yang baik untuk detoksifikasi tubuh. Glutation juga berfungsi untuk mencegah stres oksidatif akibat radikal bebas dan menurunkan risiko terkena kanker (Bhuyan et al., 2019).
Hati merupakan organ utama dalam detoksifikasi tubuh. Apabila sel-sel hati rusak, maka fungsi detoksifikasi akan berkurang. Berdasarkan penelitian, jahe diketahui dapat mendetoksifikasi racun dalam tubuh seperti aflatoxin B1 yang dapat merusak hati sehingga memberikan efek perlindungan pada hati. Jahe juga memiliki efek antioksidan dan meningkatkan enzim-enzim yang berfungsi untuk mendetoksifikasi racun (Abdul-Shaheed & Abbas, 2018; Arpit Saxena & Raja Fayad, 2013).
Selain jahe, rupanya ginseng juga memiliki efek melindungi hati sehingga fungsi hati dalam melakukan detoksifikasi racun tetap terjaga. Ginseng juga dapat meningkatkan kadar glutathione di hati. Salah satu racun yang dapat didetoksifikasi oleh hati adalah kadmium (Huu Tung et al., 2012; Park et al., 2013).
Apabila Anda ingin mencari tahu lebih dalam tentang manfaat obat-obatan herbal lain, Anda dapat mengunjungi website Widya Herbal Indonesia dan media sosial Widya Herbal Indonesia. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore dan appsstore yang menyediakan Konsultasi Herbal dan Artikel Kesehatan secara GRATIS! Semoga selalu sehat, panjang umur, serta mulia. Salam sehat!
Penulis: apt. Fauziah Nurhasanah, S.Farm
Ditinjau oleh: apt. Risa Umari Yuli Aliviyanti, M. Pharm., Sci.
Editor: Aries Ikawati Arifah
Sumber:
Abdul-Shaheed, D. A. K., & Abbas, O. S. (2018). Detoxification of Aflatoxin B1 by Ginger Extract in Mice. Archives of Anesthesiology and Critical Care, 4(4), 527–534. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17582/journal.aavs/2018/6.9.384.387
Arpit Saxena, R. H., & Raja Fayad, A. R. S. (2013). Ginger Protects the Liver against the Toxic Effects of Xenobiotic Compounds: Preclinical Observations. Journal of Nutrition & Food Sciences, 03(05). https://doi.org/10.4172/2155-9600.1000226
Bhuyan, D. J., Alsherbiny, M. A., Perera, S., Low, M., Basu, A., Devi, O. A., Barooah, M. S., Li, C. G., & Papoutsis, K. (2019). The odyssey of bioactive compounds in Avocado (Persea Americana) and their health benefits. Antioxidants, 8(10). https://doi.org/10.3390/antiox8100426
Cline, J. C. (2015). Nutritional aspects of detoxification in clinical practice. Alternative Therapies in Health and Medicine, 21(3), 54–62.
Huu Tung, N., Uto, T., Morinaga, O., Kim, Y. H., & Shoyama, Y. (2012). Pharmacological effects of ginseng on liver functions and diseases: A minireview. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2012. https://doi.org/10.1155/2012/173297
Park, S. J., Lee, J. R., Jo, M. J., Park, S. M., Ku, S. K., & Kim, S. C. (2013). Protective effects of Korean red ginseng extract on cadmium-induced hepatic toxicity in rats. Journal of Ginseng Research, 37(1), 37–44. https://doi.org/10.5142/jgr.2013.37.37
Sumber gambar:
Image by user14908974 on Freepik