Sistem imun adalah sistem pertahanan diri suatu organisme dari ancaman luar tubuh organisme tersebut. Ketidakseimbangan sistem imun tubuh menyebabkan berbagai macam kondisi seperti alergi, penyakit autoimun, imunosurpresi (penekanan sistem imun tubuh), dan AIDS (Catanzaro et al., 2018).
Mewabahnya berbagai macam penyakit seperti COVID-19 dan cacar monyet yang mengancam kesehatan tubuh di masa pandemi ini tentunya memerlukan peran sistem imun dalam pertahanan diri yang baik. Salah satu bahan alam yang memiliki manfaat dalam meningkatkan imun tubuh adalah kunyit.
Seringkali digunakan sebagai bumbu dapur untuk memperlezat masakan, rupanya rimpang kunyit yang berwarna kuning ini rupanya juga bermanfaat untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, salah satunya adalah untuk sistem imun tubuh.
Kunyit (Curcuma domestica) adalah salah satu tanaman yang masuk dalam famili Zingiberaceae dan genus Curcuma. Memiliki habitat di wilayah tropis, kunyit banyak tumbuh di wilayah India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Klasifikasi botani dari kunyit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Kelas : Liliopsida
Orde : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica atau Curcuma longa
(Mishra et al., 2018)
Dalam bahasa Inggris, kunyit disebut dengan nama turmeric. Sebutan ini berasal dari bahasa latin yaitu terra merita yang berarti ‘tanah berjasa’, mengacu pada warna kunyit yang menyerupai pigmen mineral. Masyarakat Indonesia sendiri mengenal kunyit dalam berbagai nama seperti kunir (Jawa), koneng (Sunda), dan konyek (Madura) (Prasad & Aggarwal, 2011).
Dari berbagai jenis spesies dalam genus Curcuma lainnya seperti Curcuma zedoaria (Temu putih) dan Curcuma xanthorrhiza (temulawak), kunyit adalah rimpang yang paling banyak memiliki manfaat untuk kesehatan. Rimpang berwarna kuning kejinggaan ini mengandung berbagai senyawa fitokimia bermanfaat seperti curcuminoids, elemenone, germacrone, isolongifolol, turmerone, dan zingiberine (Mishra et al., 2018).
Berbagai penelitian telah membuktikan manfaat kunyit untuk kesehatan sebagai antioksidan, antiinflamasi (antiradang), imunomodulator (mengatur sistem imun), dan antibakteri.
Kandungan senyawa curcumin dan curcuminoid dalam kunyit dapat berinteraksi dengan sel-sel imun dalam tubuh seperti neutrofil, makrofag, sel B, sel T. Ikatan tersebut membuat kunyit dapat mengatur dan meningkatkan fungsi dari sel-sel imun tubuh.
Penelitian mengungkapkan bahwa kunyit dapat meningkatkan produksi antibodi dalam tubuh. Antibodi tersebut antara lain immunoglobulin G (IgG) dan sel natural killer (NK). Peningkatan antibodi ini membuat tubuh semakin kuat dalam mencegah dan mengatasi berbagai penyakit yang masuk (Khalid et al., 2020; Mishra et al., 2018).
Selain itu, curcumin juga bermanfaat untuk mencegah infeksi berbagai virus dan bakteri. Senyawa dalam kunyit ini dapat menurunkan aktivitas faktor pertumbuhan dari berbagai bakteri sepeerti P. aeruginosa, E. coli, Shigella dysentreiae, dan Streptococcus epidermidis (Khalid et al., 2020).
Manfaat kunyit untuk meningkatkan imun tubuh tentunya Anda dapat peroleh pada produk andalan Widya Herbal Indonesia, Angga Prasthana.
Angga Prasthana merupakan produk herbal mengandung ekstrak sambiloto (Andrographis panniculata), ekstrak meniran (Phyllanthus niruri), dan ekstrak kunyit (Curcuma domestica) yang dikombinasikan sehingga memiliki aktivitas sinergis dalam meningkatkan produksi antibodi dalam tubuh dan sistem imun tubuh.
Produk Angga Prasthana dapat Anda peroleh melalui Customer Service Widya Herbal Indonesia atau melalui website Widya Herbal Indonesia. Kunjungi laman media sosial kami untuk informasi lebih lanjut. Selain itu, Anda dapat mengunduh aplikasi Widya Herbal Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore yang menyediakan Konsultasi Herbal dan Artikel Kesehatan secara GRATIS!
Penulis: apt. Fauziah Nurhasanah, S.Farm
Ditinjau oleh: apt. Risa Umari Yuli Aliviyanti, M. Pharm., Sci.
Editor: Aries Ikawati Arifah
Sumber:
Catanzaro, M., Corsini, E., Rosini, M., Racchi, M., & Lanni, C. (2018). Immunomodulators inspired by nature: A review on curcumin and Echinacea. Molecules, 23(11), 1–17. https://doi.org/10.3390/molecules23112778
Khalid, S., Rizwan, B., Aslam, M., Sharmeen, Z., Zubair, R., Arif, A., Mehmood, S., & Fatima, M. (2020). Therapeutic Potential of Curcumin in Curcuma Longa. Merit Research Journal of Food Science and Technology, 5(September), 32–41. https://doi.org/10.54393/df.v1i02.15
Mishra, J., Bhardwaj, A., & Misra, K. (2018). Curcuma sp.: The Nature’s Souvenir for High-Altitude Illness. In Management of High Altitude Pathophysiology. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-813999-8.00008-2
Prasad, S., & Aggarwal, B. B. (2011). Chapter 13: Turmeric, the Golden Spice. In I. Benzie & S. Wachtel-Galor (Eds.), Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition. (2nd Editio). Boca Raton (FL): CRC Press/Taylor & Francis.
Sumber gambar:
Image by jigsawstocker on Freepik