(Press Release Akurat) Dikonsumsi Sejak Era Nenek Moyang, Jamu Bertransformasi Lewat Hilirisasi dan Digitalisasi

header

(Press Release Akurat) Dikonsumsi Sejak Era Nenek Moyang, Jamu Bertransformasi Lewat Hilirisasi dan Digitalisasi

18 August, 2022

AKURAT.CO Pandemi Covid-19 telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga kesehatan guna meningkatkan kualitas hidupnya. Konsumsi jamu menjadi salah satu upaya meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun di tengah pandemi.

Jamu sebagai obat tradisional memiliki bukti empiris dalam menemani perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya dari waktu ke waktu.

Jamu berasal dari kata Jampi atau Usodo berarti penyembuhan dengan menggunakan ramuan, doa, atau ajian. Disimpulkan bahwa jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan tubuh, pikiran, dan spiritual sehingga bersifat preventif sekaligus kuratif.

Metode pemanfaatannya sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat. 'Jamu' dalam penerapannya merupakan kombinasi benda (bahan jamu) dan non-benda (jampi-jampi atau doa).

Bukti bahwa jamu sudah diracik dan dikonsumsi sejak era nenek moyang terlihat pada Relief Candi Borobudur (750 M), Relief Candi Rimbi (1329 M), dan Serat Centhini (1814 M).

Bukti bahwa jamu sudah diracik dan dikonsumsi sejak era nenek moyang terlihat pada Relief Candi Borobudur (750 M), Relief Candi Rimbi (1329 M), dan Serat Centhini (1814 M).

Penggunaan jamu di era modern mengedepankan aspek kepraktisan, keamanan, mutu, dan khasiat dengan formulasi naik kelas. Widya Herbal Indonesia yang ikut meramaikan tenant Indonesian Custom Show 2022 ini mengusung ini semua aspek tersebut.

Risa melanjutkan, nenek moyang percaya bahwa Sang Pencipta menciptakan kekayaan alam agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk bagi penyembuhan penyakit melalui bahan-bahan yang tersedia di alam yang disebut jamu yang dari masa ke masa terus ditingkatkan kualitasnya.

Peningkatan kualitas jamu dimulai dari hulu ke hilir. Alur untuk mendapatkan jamu yang aman, bermutu, dan berkhasiat adalah melalui tahapan input, proses, dan output. Tahap pertama meliputi bahan baku dan juga bahan kemas. Bagaimana kualitas herbal sebagai bahan baku, termasuk di dalamnya standardisasi waktu panen, keadaan lahan, cara menanam, maupun kualitas dari bahan kemas yang digunakan.

Supaya jamu bisa naik kelas, selain bahan kemas yang aman, bahan kemas juga dipilih dan didesain semenarik mungkin. Sementara proses meliputi tahap produksi jamu yang harus berstandar dan sesuai dengan Cara pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Di samping itu, proses pengujian keamanan dan khasiat obat herbal tak boleh diabaikan. Terakhir adalah output atau hasil akhir, yaitu produk yang aman, bermutu, dan berkhasiat yang ditandai dengan adanya nomor izin edar (NIE).

Widya Herbal Indonesia menjembatani antara warisan budaya dan teknologi melalui produk-produknya yang aman, bermutu, dan berkhasiat dalam upaya membantu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Macam Prascitta, Angga Prasthana, Visuddha Baddhana, Nirvataya, dan Geniring Tistis.

"Kami sengaja memberikan nama produk kami menggunakan Bahasa Sansekerta. Karena kami percaya bahwa nama adalah doa," ujar Chief Executive Officer (CEO) Widya Herbal Indonesia, Aries Ikawati Arifah.

 

Press release ini diunggah dari tim berita online AKURAT yang diunggah pada 18 Agustus 2022. Update terus informasi event di media sosial kami seperti instagramlinkedin, dan tiktok

Update juga info lainnya di aplikasi WIDYA HERBAL di PlayStore dan App Store.